PAWANG HUJAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM

“Maka Aku berkata : Minta ampunlah kepada Tuhan kamu sesungguhnya Dia adalah MahaPengampun. Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan hebat,” (QS. Nuh :10-11)


Syaikh Syarbini Khatib berkata : “Terkadang menolak hujan dengan melakukan perbuatan sebaliknya.”
Bagaimana hukumnya pawang hujan dalam Islam?
Sudah bisa dipastikan pekerjaan menghentikan hujan ini tentu saja meminta kepada selain Allah SWT. Menurut majlisdakwah.alkautsar, mereka berkolaborasi dengan jin, tentunya melalui prektik klenik berusaha agar hujan datang maupun berhenti atau pindah sesuai keinginannya, dan orang seperti ini dikenal dengan istilah dukun. Senjata mereka adalah dupa, miyak wangi, bunga dan jampi-jampi agar jin datang untuk membantu mewujudkan keinginannya. Perhatikan firman Allah SWT “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin- jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan,” (QS Jin : 6).
Cara kerja pawang pada umumnya :
1. Ada yang mensyaratkan beberapa kaleng bir untuk minum makhluk halus penggeser hujan.
2. Ada pawang yang menggunakan mantra dan  meminta keluarga mengucapkan mantra tersebut.
3. Ada pawang yang minta disediakan beberapa rantang nasi dan sebuah payung hitam.
4. Ada yang membalikkan sapu lidi bekas dan  ditancapkan bawang merah dan cabai merah.
5. Ada  yang melarang shahibul hajat untuk mandi sepanjang hari.
6. Ada pula yang minta disediakan berpuluh-puluh batang rokok dari lintingan daun nipah.
7. Ada  pawang tidak diperkenankan menyentuh air dan harus puasa ngebleng.
8. Ada juga pawang yang berziarah ke makam leluhur orang yang minta bantuan.
Pawang hujan bukan menghentikan hujan akan tetapi memindahkan hujan ke tempat yang lain seperti : ke gunung, lembah, laut atau hutan karena ada sesuatu hajat atau hujan itu mendatangkan mudharat.
Dari Abdullah bin Umar RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Ada lima kunci ghaib yang tidak diketahui seorangpun kecuali Allah: Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang terdapat dalam rahim, tidak ada satu jiwapun yang tahu apa yang akan diperbuatnya esok, tidak ada satu jiwapun yang tahu di bumi mana dia akan mati, dan tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan turunnya hujan,” (HR. Al-Bukhari no. 1039).
Hujan, yang membuat, menurunkan, yang menentukan kadar, waktu dan tempatnya adalah Allah. Jika Allah menetapkan hujan di tempat A pada waktu B dan selama C, maka ia akan terjadi sebagaimana yang Allah tetapkan,tidak seorang pun mampu menolak, memindah atau memperpendek atau mengurangi kadarnya. Kalau ada mendung hitam di suatu daerah lalu hujan tidak turun di daerah tersebut bukan karena pengaruh kerja pawang hujan akan tetapi karena Allah belum berkehendak menurunkan hujan di daerah tersebut.
Pawang hujan yang tidak sesuai syariat  termasuk menentang rububiyah Allah di samping cara-cara yang digunakan sarat dengan syirik.Karenanya, barangsiapa yang mengklaim mengetahui waktu turunnya hujan atau mengklaim bisa menurunkan hujan atau mengklaim bisa menahan turunnya hujan (pawang hujan) maka dia telah terjatuh ke dalam kekafiran dan kesyirikan berdasarkan dalil-dalil yang sangat banyak yang menjelaskan kafirnya makhluk yang mengklaim mengetahui perkara ghaib. [sumber: majlisdakwahalkautsar]

0 Response to "PAWANG HUJAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM"

Posting Komentar

Favorit

KALIMAT MULIA BEKAL MENUJU SYURGA

Makna Tauhid Tauhid secara bahasa merupakan  mashdar  (kata benda dari kata kerja, ed) dari kata  wahhada . Jika dikatakan  wahhada syai’...